Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah Gelar Seminar Internasional Bersama Al-Mustafa International University Iran

Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah Gelar Seminar Internasional Bersama Al-Mustafa International University Iran

Tahunan-Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah (PSAA) dibawah naungan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) Unisnu Jepara gelar seminar Internasional dengan tema "Perbandingan Sistem Pendidikan Islam di Indonesia dengan Iran: Peluang dan tantangan” di Auditorium Perpustakaan lt.3 Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara (12/7).

Narasumber yang hadir ialah Prof. Dr. Hossein Mottaghi, Direktur Al-Mustafa International University, Iran dan Dr. Fathur Rohman, M.Pd.I., Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara. Pada kesempatan itu, juga menjadi momentum penandatanganan kerjasama (MoU) dengan pihak Al-Mustafa International University dan STAI Sadra.

Dalam sambutannya, Drs. Zainul Arifin MA., M. Hum., selaku kepala LPPI memberikan apresiasi positif kegiatan bernuansa akademik ini. Ia menyampaikan, “Selain untuk membandingkan sistem pendidikan di Indonesia, tujuan dari dilaksanakannya seminar Internasional ini adalah untuk mengembangkan komunikasi, sharing, kolaborasi, bahkan transfer teknologi antar Negara,” ujar beliau.

Sementara itu, Rektor Unisnu Jepara, sebagai Keynote Speaker, menekankan pentingnya pendidikan Islam sebagai pijakan untuk melakukan transformasi diri. “Pendidikan Islam menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita. Fungsi pendidikan adalah knowing-how. Pendidikan  menjadi komponen untuk menjaga hifdzun nafs, untuk menjaga jiwa,” tandasnya.

Acara disambung dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama tentang penyelenggaraan seminar Internasional antara Unisnu Jepara dengan Al-mustafa International University. Pula, tercapai nota kesepahaman antara Unisnu Jepara dengan STAI SADRA yang disaksikan oleh kepala UPT Layanan Internasional dan Deputy Hauzah Al-Mustafa.

Dalam agenda seminar yang dipandu oleh Ahmad Saefudin, M. Pd.I., Kepala Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah Unisnu,  Prof. Dr. Hossein Mottaghi menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Islam di Iran tidak pernah mendikotomikan aspek agama dengan ilmu pengetahuan. Al-Mustafa International University juga mengkaji pemikiran-pemikiran tokoh Islam di era modern. Titik persamaannya dengan di Indonesia terletak pada eksistensi pondok pesantren. Di Iran, dikenal dengan istilah Hauzah.

Dr. Fathur Rahman, M. Pd.I., sebagai narasmber berikutnya, menyampaikan bahwa pendidikan Islam di Indonesia mulai diminati masyarakat seiring dengan meningkatnya kesadaran mereka tentang pentingnya pendidikan. Selain itu, independensi lembaga pendidikan Islam juga menjadi daya tarik. Meskipun demikian, beberapa tantangan juga muncul. Di antaranya ialah dikotomi ilmu dengan agama. Peluang yang bisa dilakukan yaitu integrasi ilmu dengan agama, kontekstualisasi kurikulum, dan perbaikan manajemen kelembagaan.

Pada akhir acara, kedua pemateri menyampaikan usulan program pertukaran dosen dan mahasiswa antara Unisnu Jepara dan Al-Mustafa International University atau dengan STAI SADRA. Kegiatan ini dihadiri oleh 80 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen Unisnu, utusan Pondok Pesantren Darut Taqrib Jepara, Jaringan Gusdurian Jepara, PMII Jepara, BEM, LP. Maarif NU Jepara, Pergunu, IPNU-IPPNU, dan masyarakat umum.

Komentar



Berita Sejenis